Banyak Anak , Banyak Rezeki?

 Banyak Anak , Banyak Rezeki. Apa Iya?


Di negeri ini anggapan tersebut memang sering kali kita dengar dari orang-orang di sekitar kita. Ketika seseorang sudah menikah, lalu dianjurkan untuk memiliki anak yang banyak agar punya banyak rezeki(katanya). Anggapan bahwa setiap anak yang lahir ke dunia ini membawa rezeki masing-masing. Sehingga timbullah anggapan bahwa memiliki banyak anak, memiliki banyak rezeki. Apa benar anggapan tersebut?

Jujur saya bisa mengatakan bahwa anggapan itu tidaklah benar.  Jika orang memiliki anak yang banyak maka dia akan memiliki rezeki yang banyak pula. Apa hubungannya? Tidak ada.

Orang bisa menafsirkan rezeki itu dengan penafsiran yang beraneka ragam. Ada yang menafsirkan bahwa rezeki itu adalah kekayaan, uang, harta dan hal-hal sejenisnya. Ada yang mengatakan bahwa rezeki itu bukan hanya sebatas materi, tapi bisa hidup hari ini pun itu merupakan rezeki. Namun, penafsiran tersebut mungkin bisa kita standarkan dengan mengacu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia(KBBI), rezeki sendiri diartikan sebagai segala sesuatu untuk memelihara kehidupan. Dalam hal ini adalah nafkah.

Lalu rezeki seperti apa yang dikehendaki dengan memiliki banyak anak? Jujur sekali lagi, saya sendiri belum pernah menemukan korelasinya untuk kedua hal ini.

Yang sejauh ini bisa saya pahami adalah, dengan memiliki anak, maka tentunya bertambah pula tanggung jawab sebagai orang tua. Untuk menafkahinya, memberinya kehidupan yang layak, memenuhi kebutuhannya, melindunginya, memberikannya pendidikan yang layak sehingga membentuk sang anak menjadi pribadi yang berkualitas. Jika dia sakit, kita bisa berikan fasilitas kesehatan yang memadai untuknya.  Yang jelas dengan adanya anak maka akan ada pula kewajiban-kewajiban tersebut. Bertambahnya anak maka bertambah pula kewajiban-kewajiban tadi. Dan tentunya kewajiban-kewajiban tersebut harusnya seiring sejalan dengan kemampuan kita sebagai orang tua. Terutama kemampuan anda secara finansial. Karena banyak sekali yang kita temui adalah memiliki anak banyak namun tidak diiringi dengan kemampuan finansial yang memadai. Alhasil, kewajiban terhadap anak-anaknya pun terbengkalai.

Sering kita temui anak-anak usia sekolah yang harus mengamen di jalanan atau meminta-minta karena harus membantu orang tuanya mencari nafkah karena dia masih punya beberapa adik lagi yang harus dihidupi oleh orang tuanya. Menyedihkan bukan?

Saya sendiri pernah berbincang dengan seorang pengamen cilik bersama adiknya. Saya tanyakan kenapa dia tidak sekolah. Dia mengatakan bahwa dia harus mencari makan untuk keluarganya dulu. Lalu saya tanyakan apa dia mau sekolah atau tidak, dia katakan lagi bahwa dia tidak bisa karena harus bekerja membantu orang tuanya mencari uang. Dia masih memiliki seorang adik lagi di rumahnya.

Miris memang mendengarnya. Mendengar dan melihat  mereka harus kehilangan masa-masa emas (Golden Age) mereka. Dimana waktu anak seusianya seharusnya bisa belajar dan bermain riang bersama teman-temannya, tapi terhalang oleh beban perekonomian keluarga yang harus ikut dia pikul yang semestinya itu menjadi tanggung jawab orang tua nya.

Dari sedikit pengalaman saya tadi, jika kita kembalikan ke tema tulisan ini, apa korelasinya antara memiliki banyak anak dengan memiliki banyak rezeki? Saya sendiri menilai tidak ada. Rezeki itu berbanding lurus dengan bagaimana usaha anda untuk mendapatkannya. Sedikit atau banyaknya bukan berbanding dengan berapa jumlah anak yang anda miliki. Jika memang memiliki anak menambah rezeki, mungkin tidak akan pernah ada kasus aborsi di dunia ini. Keluarga anak tadi beranggotakan ayah, ibu dan 3 orang anak. Jika memang memiliki banyak anak maka akan ada banyak rezeki, apakah solusi perekonomian keluarga tadi adalah dengan menambah anaknya? Tentunya tidak. Dengan menambah anak tentunya akan menambah tanggaung jawab baru lagi untuk orang tuanya. Beban mereka secara ekonomi tentunya akan bertambah. Juga beban dan tanggung jawab lainnya. Akibatnya anak-anaknya akan semakin terbengkalai. Kebutuhannya untuk makanan, kesehatan dan pendidikan tentunya semakin tak menentu. Alhasil, masa depannya akan semakin tergadaikan.

Namun, apa artinya memiliki banyak anak itu tidak boleh?

Tidak. Bukan itu maksud dari tulisan ini. Anda silahkan saja memiliki banyak anak. Asalkan anda harus sadar bahwa ada tanggung jawab yang harus anda penuhi terhadap anak anda. Bukan hanya sekedar “membuatnya” lalu mengabaikannya ketika dia lahir. Ada hak-hak anak-anak yang lahir yang harus dipenuhi orang tuanya. Tidak serta merta beranggapan bahwa anak anda memiliki rezekinya sendiri dari Tuhan sehingga sebagai orang tua anda merasa terbebas dari tanggung jawab dan kewajiban anda terhadap anak dan anda lalai dengan hak-hak anak anda yang seharusnya anda penuhi. Ingatlah, tanggung jawab dan kewajiban-kewajiban tadi adalah amanah Tuhan yang dibebankan kepada anda sebagai orang tua. Sebagai orang tua, kita tentunya ingin anak-anak kita menjadi pribadi-pribadi yang bekualitas bukan?  Menjadi anak-anak dengan kualitas masa depan yang lebih baik daripada orang tuanya. Baik itu anak anda hanya satu, dua ataupun lima.

Kesiapan anda secara baik mental, psikis, maupun finansial adalah hal-hal penting yang perlu anda fikirkan sebelum anda memiliki anak. Tidak mudah memang menjadi orang tua. Menjadi orang tua memang adalah bentuk suatu pembelajaran yang tak mengenal waktu. Ketika anak anda lahir, anda harus belajar bagaimana cara menggendongnya, memandikannya, memberikannya makan dan sebagainya. Ketika dia sudah tumbuh menjadi balita, anda tetap haru belajar bagaimana untuk mulai mengajarinya suatu hal. Lalu masuk usia sekolah dimana dia mulai bisa bernalar atau berfikir, anda harus belajar bagaimana untuk bisa menjawab segala rasa keingintahuannya dengan jawaban-jawaban yang logis. Jika nanti dia memiliki adik, anda harus belajar bagaimana membagi kasih sayang antara  dia dan adiknya agar tidak terjadi kecemburuan. Demikian seterusnya. Menjadi orang tua adalah proses belajar yang berkelanjutan hingga kelak anda menjadi orang tua lagi untuk generasi selanjutnya.

Jadi sekali lagi, karena memang tidak ada kaitannya antara jumlah anak dengan banyaknya rejeki, maka mulailah berhenti beranggapan bahwa memiliki banyak anak, maka akan ada banyak rezeki untuk anda. Sadarlah bahwa rezeki itu bergantung bagaimana usaha anda mendapatkannya. Dan ingatlah selalu kewajiban dan tanggung jawab  anda sebagai  orang tua dan hak-hak anak anda yang harus anda tunaikan.  Memiliki dua orang anak tentunya akan lebih berat daripada hanya memiliki satu orang anak.

Jika anda memang mampu untuk memiliki banyak anak, silahkan. Namun, jika tidak, maka sesuaikanlah  dengan kemampuan anda untuk menjadi orang tua. Milikilah rencana yang matang jika memang anda ingin memiliki beberapa orang anak. Putuslah rantai “Sandwich Generation” dimulai dari diri anda sebagai orang tua. Kasihan anak-anak anda jika mereka harus menanggung beban yang tidak seharusnya mereka tanggung hanya karena ketidakmampuan anda mengukur diri sebagai orang tua.

 

 

 

 

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Silahkan Komen Disini