Belajar dari kasus Jouska

Know yourself and make your own fate!- Belajar dari kasus Jouska

Beberapa hari terakhir publik dihebohkan dengan adanya kasus salah satu financial planner yang belakangan sedang nge-hits idola para millennial, Jouska, yang bermasalah dengan kliennya akibat nilai saham yang amblas yang mengakibatkan kerugian hingga ratusan juta rupiah. Kasus ini memang cukup mengejutkan banyak pihak. Jouska sendiripun harus menutup akunnya di media sosial entah sampai kapan. Hingga OJK harus turun tangan untuk menuntaskan kasus ini. JIka badan otoritas sudah sampai turun tangan, kita bisa bayangkan bagaimana besarnya masalah ini.  

Kasus-kasus dalam terkait investasi memang tidak jarang terjadi. Kasus Jouska dan kliennya mungkin bukan kasus pertama terkait investasi yang pernah terjadi di negeri ini. Anyway, terlepas dari bagaimana detail kasusnya, ada pelajaran yang mungkin bisa kita ambil dari kejadian tersebut agar tidak terulang pada diri kita, keluarga, saudara atau bahkan orang lain. Kita tentunya berharap agar investasi yang kita lakukan akan bisa berjalan baik sehingga target dari investasi tersebut bisa tercapai.

Jouska

Apa sebab hingga kasus ini bisa terjadi?

Well, di sinilah kita mungkin bisa katakan betapa pentingnya financial literacy untuk masyarakat kita. Kurangnya pemahaman mengenai investasi beserta resiko-resikonya menjadi celah besar untuk kasus ini bisa terulang kembali di kemudian hari. Masalah-masalah di dunia finansial seperti investasi bodong, jeratan hutang hingga masalah yag dialami Jouska dan kliennya seperti yang baru saja terjadi sebetulnya bisa kita antisipasi sejak awal. Dan sejujurnya saya katakan, dalam hal berinvestasi tidak cukup hanya mengandalkan advise atau saran dari financial planner saja. Itu semua harus diikuti dengan pengetahuan mendasar mengenai investasi dan juga pengetahuan terkait instrument investasi yang dipilih beserta resikonya.

Saya suka sekali dengan quote Warren Buffet yang mengatakan bahwa “Risk is coming from not knowing of what you are doing”. Ini advise yang sangat mendasar sekali tentang manajemen resiko dalam berinvestasi.

Dalam beberapa kesempatan, saya beberapa kali ditanya oleh beberapa rekan saya mengenai investasi yang cocok untuk dirinya seperti apa. Sejujurnya, saya katakanan, ada hal mendasar yang harus anda ketahui sebelum anda memutuskan untuk berinvestasi yaitu, Kenali diri anda sendiri. Apa maksudnya? Berbicara mengenai investasi, maka anda tak akan lepas dari resiko investasi tersebut. Anda perlu tahu bahwa tidak ada investasi yang serratus persen aman dari resiko. Bahkan deposito atau emas sekalipun. Semuanya memiliki resiko masing-masing.

Anda perlu tanya kembali ke diri anda sendiri “Siapa diri anda?” Apakah anda termasuk orang yang berani mengambil sebuah resiko(risk taker)? Ataukah anda tipikal orang yang konservatif atau bermain aman(risk averter). Dan ini lah urusan yang tidak bisa anda serahkan kepada financial planner atau ahli investasi sehebat apapun. Anda harus kenal siapa diri anda. Dengan begitu anda sudah meminimalisir resiko yang akan anda hadapi dari investasi yang anda pilih.

Setelah anda paham bagaimana karakter atau kepribadian anda, baru anda bisa mulai pelajari instrument investasi mana yang cocok dengan diri anda. Jangan lupa, bahwa setiap pilihan investasi akan ada resikonya dan tidak bisa dihilangkan.

 

Bagaimana berinvestasi yang tepat?

Sebelum anda memutuskan untuk berinvestasi, anda perlu tetapkan dulu apa target anda dari investasi yang anda lakukan. Investasi yang tepat tentunya akan membawa anda kepada hasil yang anda harapkan. Hilangkanlah mindset bahwa anda ingin kaya dalam waktu sekejap dengan berinvestasi. Dan tidak cukup hanya mengatakan bahwa “Saya ingin kaya, maka saya berinvestasi.

Untuk berinvestasi anda harus punya target yang real. Kasarnya, berapa target hasil yang akan anda capai dari investasi yang anda lakukan dan berapa lama anda timeframe investasi anda untuk mencapainya.

Contohnya, anda ingin berinvestasi yang bisa memberikan anda imbal hasil 5 juta rupiah perbulannya. Dengan modal yang anda miliki anda pertimbangkan jenis investasi apa yang bisa anda jadikan pilihan. Apakah bisa melalui deposito, reksadana, saham atau obligasi dan lain sebagainya.

Katakanlah anda ingin yang resikonya minimal yaitu deposito. Anda berharap dari bunganya yang bisa anda dapat perbulan. Misal 5-6 persen p.a. Berarti anda perlu menyiapkan dana sekitar 1 miliyar untuk bisa mendapatkan hasil kotor(sebelum pajak)5-6 juta perbulan.

Atau anda yang menyukai resiko tertarik berinvestasi di pasar saham dengan ber-trading. Anda mungkin bisa pelajari analisa tekhnikalnya untuk bisa mendapatkan saham-saham yang bisa anda jadikan pilihan. Kalau untuk trading, mungkin penghasilannya akan fluktuatif atau tidak konstan. Karena ada faktor resiko. Bisa saja penghasilannya lebih rendah atau lebih tinggi dari target anda. Namun tetap, anda harus punya target yang harus dicapai dari trading yang anda lakukan. Tradingpun tidak hanya saham. Ada forex, emas atau yang sedang kekinian yaitu bitcoin.

Perlukah menggunakan jasa financial planner untuk berinvestasi?

Pertanyaan ini yang bisa menjawab hanya diri anda sendiri. Namun satu hal yang penting yang anda harus ingat, berinvestasilah pada sesuatu yang anda ketahui. Apa maksudnya? Contoh, anda berinvestasi di pasar saham, anda harus tahu bagaimana karakteristik saham-saham yang diperdagangkan di pasar saham. Ada istilah saham-saham bluechip, ada pula istilah LQ45, lalu ada istilah saham lapis 2 dan lapis 3 dan lain sebagainya. Itu semua harus anda ketahui sebelum anda melakukan investasi atau trading di pasar saham.

Kalau untuk saya pribadi, advise dari financial planner bukanlah dasar bagi saya untuk mengambil keputusan dalam investasi saya. Saya lebih menjadikannya sebagai second opinion bukan dasar utama keputusan saya. Apa pertimbangan utamanya? Ya tetaplah sesuatu yang sudah saya pelajari. Contoh, saya ingin membeli saham perusahaan X dengan harga Rp.2000. Dari situ saya akan pelajari terlebih dahulu beberapa hal terkait saham tersebut. Misalnya nilai intrinsic perusahaannya, nilai wajar sahamnya, keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan tersebut dan lain sebagainya. Jika menurut saya harga tersebut wajar, maka saya akan beli. Namun jika tidak maka saya akan cari saham lain. Saya juga akan melakukan perbandingan dengan saham-saham lainnya. Hingga akhirnya akan muncul pilihan saham yang akan dibeli.

Berinvestasilah dengan “Tangan” anda sendiri

Satu hal terakhir yang mungkin kita bisa pelajari dari kasus Jouska dan kliennya adalah, dalam berinvestasi, lakukanlah dengan “tangan” anda sendiri.

Jangan pernah menyerahkan investasi anda kepada orang lain untuk mengurusnya. Jika anda ingin berinvestasi, tidak hanya uang sebagai modal yang anda harus persiapkan. Tapi juga waktu untuk terus memantau perkembangan investasi anda. Seperti yang sudah dituliskan di atas, advise atau masukan dari orang lain jangan anda jadikan mentah-mentah sebagai dasar pertimbangan anda dalam mengambil keputusan. Tentukan jalan anda sendiri. Nikmatilah jatuh bangunnya dalam berinvestasi sendiri. Dengan begitu anda akan terbiasa dan paham dengan resiko-resiko untuk setiap keputusan yang anda ambil.

Last but not least, on investment, you make your own fate!

5 komentar

  1. Aq bgt ini mba gak berani invest dg titip ke org lain apalagi krn gak ngerti yg ada buntung bukan untung.Tp aq banyak belajar dr jouska Terutama untuk mulai berinvestasi sejak dini

    BalasHapus
  2. Makasih mom sharingnya, bagus banget. Org awam yg tdk paham jadi tahu.🙏🏻

    BalasHapus
  3. Quote dari Warren Buffet memang bagus tp terkadang orang yg mudah jatuh krn janji2 manis tawaran bunga investasi yg besar terpeyosok juga. Artikel ini hrs dibaca anak bunda nih wlp sdh terlambat krn anak bunda diiming-imingin bunga yg besar akhirnya amblas ratusan juta berinvestasi di IS. Allah memberi kekuatan mental yg luar biasa kpd anak bunda. Boleh ya, Rani, linknya bunda kadih ke anak bund. Nothing is too late utk pembelajaran, kan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maaf bunda baru balas.

      Semoga diberi ketabahan ya anaknya bunda. Sedih banget ya bun sampai ratusan juta huhu.
      Silahkan ya Bunda di share

      Hapus

Silahkan Komen Disini