Asuransi Kesehatan, Perlu Ngga Sih?


Asuransi Kesehatan - Perlu ngga sih?

Dulu kita mungkin sering mendengar ungkapan “Orang miskin dilarang sakit”. Ungkapan yang merupakan kritik sosial karena bertapa mahalnya pelayanan kesehatandan sulitnya dijangkau oleh kebanyakan masyarakat kita. Ungkapan tersebut suka atau tidak memang benar adanya. Biaya kesehatan memang tergolong mahal apalagi ketika sudah menyangkut penyakit-penyakit kritis atau memerlukan operasi.

Katakanlah untuk penyakit kritis seperti stroke. Biaya untuk penyakit ini memang tidak main-main. Untuk perwatannya bisa menghabiskan dana mencapai ratusan juta. Bahkan dalam beberapa kasus yang berat, biaya yang dihabiskan untuk penyakit ini mencapai 450 juta. Angka yang luar biasa bukan? Bisa kita bayangkan jika diri kita atau orang tua yang mengalaminya. Selain penyakitnya yang menakutkan, biayanyapun membuat kita merinding.

Cerita lain yang mungkin pernah kita dengar adalah tentang ibu yang tidak bisa membayar biaya rumah sakit setelah melahirkan. Akhirnya si anak harus tetap tinggal di rumah sakit hingga orang tuanya sanggup “menebusnya”. Sedih ya.

Tidak sedikit pula yang pada akhirnya yang harus menjual asset-asetnya untuk membayar biaya pengobatan di rumah sakit. Aset yang dikumpulkan bertahun-tahun bahkan mungkin warisan orang tua atau leluhurnya harus dijual atau digadai untuk pengobatan. Bahkan ada yang  jatuh bangkrut karena sakit dan harus membayar ongkos pengobatan yang mahal

Demikianlah cerita-cerita yang mungkin pernah atau sering kita dengar yang memang terjadi. Lalu bagaimana dengan yang tidak memiliki asset sama sekali? Ya mungkin hanya bisa pasrah atau minimal mencari pinjaman itupun kalau ada yang meminjami. Angka 450 juta rupiah siapa yang mau meminjami? 

Asuransi

 Literasi tentang asuransi

Di negara-negara maju, asuransi sudah seperti menjadi suatu kebutuhan pokok. Warga negaranya memiliki kesadaran yang tinggi untuk memiliki asuransi. Mereka sadar bahwa sakit atau bahkan kematian bisa datang kapan saja. Sehingga mereka merasa harus mempersiapkan semuanya agar tidak menyulitkan keluarga mereka ketika mereka jatuh sakit atau meninggal dengan keadaan memiliki hutang atau tanggungan yang harus di lunasi.

Lalu bagaimana dengan di Indonesia?

Istilah “asuransi” di negri ini mungkin sedikit sensitif terdengar di negeri ini. Image yang terbayang di benak sebagian orang untuk asuransi boleh dibilang tidak selalu positif. Ada yang meganggap itu hanya sekedar usaha seseorang yang berprofesi sebagai sales asuransi dalam memenuhi target penjualannya. Bahkan tidak sedikit yang menganggap asuransi adalah usaha-usaha penipuan. Apalagi setelah mendengar kasus-kasus beberapa perusahaan asuransi yang gagal bayar claim nasabahnya belakangan ini. 

Begitulah kira-kira image yang terbentuk di benak orang-orang terkait asuransi. Memang hal itu tidak bisa disalahkan. Berawal dari ketidak pahaman lalu diperlihatkan kasus-kasus tersebut, tentunya yang muncul adalah kekhawatiran. Hingga akhirnya sebagian lebih memilih untuk meninggalkan pilihan untuk berasuransi.

Sejauh ini pemahaman asuransi sendiri lebih banyak menyasar kepada kalangan menengah ke atas. Baik itu pemahaman tentang apa itu asuransi, produk-produknya, manfaatnya dan lain sebagainya. Sehingga untuk kalangan menengah ke bawah apalagi masyarakat yang kesulitan untuk mengakses informasi mungkin akan merasa “asing” dengan asuransi. Untuk mengatasi hal ini, memang diperlukan literasi tersendiri untuk masyarakat terkait pentingnya berasuransi. Menjelaskan bagaimana manfaatnya. Lalu memberikan penyuluhan bagaimana memilih perusahaan dan produk asuransi yang tepat. Karena saat ini, perusahaan-perusahaan asuransi sudah banyak memodifikasi produknya untuk ditawarkan kepada masyarkat. Ada yang murni asuransi kesehatan. Adapula yang dikombinasi dengan investasi seperti unit link. 

Namun, untuk menghindari “kesan buruk” asuransi di mata masyarakat, tentunya juga diperlukan edukasi tidak hanya kepada masyarakat. Tapi juga untuk para perusahaan penyedia produk asuransi tersebut. Jujur saja, saat ini memang banyak orang merasa “jengah” dengan ulah para penawar produk-produk asuransi. Yang tiba-tiba menghubungi ke nomor ponsel pribadi. Kemudian menghubungi kembali sampai bekali-kali walaupun sudah ditolak tiap kali menghubungi. Hal ini tentunya akan membuat “citra” buruk asuransi di benak orang-orang.

Perlu keterlibatan pemerintah melalui badan atau otoritas terkait untuk memberikan literasi mengenai asuransi agar masyarakat bisa “tercerahkan” mengenai pentingnya berasuransi. 

Health Insurance

 Asuransi kesehatan adalah suatu langkah antisipatif agar anda tidak terjebak pada suatu kondisi dimana anda hanya akhirnya “pasrah” dan tak bisa berbuat apa-apa terhadap biaya pengobatan. Agar tidak lagi ada ungkapan bahwa “Orang miskin dilarang sakit” atau “Sehat itu mahal”.
 
Apakah wajib memiliki asuransi kesehatan? Tentu saja tidak. Ini adalah suatu pilihan. Pilihan yang mana itu semua tergantung kebutuhan anda. Jika dari beberapa kasus-kasus yang terjadi selama ini dan anda merasa mampu mengatasinya dengan dana pribadi anda, anda tidak memiliki asuransi kesehatan mungkin tidak masalah bagi anda. Namun, yang perlu anda pahami adalah sekaya apapun anda, anda tidak akan pernah bisa memperikirakan berapa biaya yang anda akan butuhkan ketika penyakit datang.

Memang ada biaya yang harus anda sisihkan di luar biaya kebutuhan anda sehari-hari untuk membayar premi asuransi. Seperti halnya BPJS. Anda perlu menyisihkan sebagian dana anda untuk perlindungan anda dan keluarga. Bagi anda yang bekerja sebagai karyawan, biasanya sudah otomatis terpotong setiap bulan ketika pembayaran gajinya.

Atau Jika anda juga memilih untuk memiliki asuransi swasta atau non-pemerintah selain BPJS, pembayarannya tentunya perlu ada biaya lagi yang harus anda keluarkan. Asuransi swasta memiliki produk-produk tertentu yang ditawarkan kepada nasabahnya. Dan premi yang dibayarkan tergantung produk yang anda pilih. Karena masing-masing produk memiliki fitur yang berbeda-beda. Ada yang mungkin hanya meng-cover biaya kamar rumah sakitnya saja. Ada yang full cover atau bahkan ada yang hanya menanggung hanya untuk asuransi jiwa dan lain sebagainya. Ada pula produk asuransi sekaligus investasi. Yang mana premi yang anda bayarkan bisa kembali pada jangka waktu tertentu disertai dengan tambahan imbal balik sekian persen. Dilengkapi pula dengan fitur pertanggungan jika nasabahnya meninggal dunia.

Memilih asuransi yang tepat

Beberapa waktu terakhir, negara ini sedang dihebohkan oleh beberapa kasus perusahaan asuransi yang mengalami gagal bayar. Apa sebabnya? Banyak. Tapi yang jelas karena perusahaan asuransi tersebut bangkrut. Hehehe.

Hal ini mengakibatkan banyak orang yang skeptis dengan asuransi. Mereka khawatir jika nantinya mereka juga mengalami hal yang sama dengan nasabah-nasbah perusahaan asuransi yang gagal membayar claim nasabahnya tersebut.

Lalu, harus bagaimana agar tidak terjerumus pada asuransi yang “bermasalah” seperti itu? Banyak faktor tentunya yang mengakibatkan perusahaan asuransi tersebut mengalami gagal bayar. Untuk menghindari agar anda bisa terhindar, 

  1. Anda bisa lakukan komparasi atau perbandingan terhadap perusahaan-perusahaan asuransi yang akan anda pilih produknya. Anda bandingkan Perusahaan asuransi A beserta produknya dengan perusahaan Asuransi B, C, D, E. Jangan pernah ragu untuk mengatakan “tidak” jika anda merasa dengan suatu perusahaan atau produk asuransi yang ditawarkan.
  2. Anda jangan tergiur dengan premi murah tapi bisa memberikan banyak fitur. Perusahaan asuransi tersebut memerlukan dana untuk mereka kembangkan agar bisa membayar claim nasabahnya. Lalu bagaimana dengan BPJS? Bukankah preminya terbilang murah? Ya memang. Makanya, beberapa waktu lalu sempat mengalami masalah yang cukup sistemik. Itu semua berawal dari premi yang murah tapi menanggung hampir semua penyakit, hal ini sudah berjalan sejak awal berdirinya BPJS Januari 2014 lalu. Hingga akhirnya sekarang pemerintah menaikan nominal premi yang harus dibayar. Untungnya BPJS milik negara, ada subsidi dari anggaran negara, bayangkan kalau asuransi swasta yang menawarkan premi murah tapi banyak fitur, sudah dipastikan tidak akan lama keberadaannya. Sekali lagi, jangan tergiur dengan premi yang murah.
Ingatlah, biar bagaimanapun, kesehatan itu ada harganya.

Sebelum memutuskan untuk memilih dengan asuransi mana anda bekerja sama, pelajarilah dulu semuanya. Baik itu pemahaman asuransi secara umum, maupun detail dari produk dan perusahaan asuransi itu sendiri. Jangan sampai anda tidak tahu apa yang anda bayar. Pelajari pula cara claimnya, proses pengurusan administrasinya ketika di rumah sakit. Apa saja yang dicover ketika anda dirawat. Karena setiap asuransi yang anda bayar preminya memiliki limit tersendiri.

So, sudahkah anda asuransikan kesehatan anda?

4 komentar

  1. Mantap, sangat membantu sekali tulisannya.

    BalasHapus
  2. Wahhh bermanfaat banget sharingnya, klo kami sekeluarga punya BPJS dan utk asuransi / proteksi sakit kritis spt kanker,stroke dll , kami pilih proteksi dari Allianz yang kasih uang cash 1x aja saat klaim (tidak pkai kartu&bukan trmsk asuransi kesehatan tapi asuransi CI (critical illness) :) terima kasih sharingnya

    BalasHapus
  3. Betul, perlu ketelitian lebih memang ya untuk memahami asuransi sebelum memutuskan untuk ikut serta.

    BalasHapus

Silahkan Komen Disini