#BersamaMelindungi : Lawan Kegelisahan dengan Saling Berbagi Cerita

Sleek

Selamat Hari Ibu untuk semua Mams Hebat dimana pun berada.

Setelah menjadi Ibu, saya merasa dunia saya berubah 180 Derajat. Kalau dulu hal yang pertama dipikirkan adalah diri sendiri, saat menjadi ibu hal yang pertama dipikirkan adalah anak, bahkan anaknya masih dikandungan pun hal yang di prioritaskan si anak, seperti, pantang makanan dan minuman yang tidak baik untuk janin. Tidak saya saja, saya yakin, ibu-ibu lain di luar sana pasti melakukan hal yang sama.

Menjadi seorang ibu untuk saya bukan hal yang mudah. Walaupun kehamilan adalah sesuatu hal yang saya tunggu-tunggu sejak awal-awal menikah, namun realitanya saat diberikan amanah oleh-Nya, BERATTT. Untuk adek-adek diluar yang sana masih bersekolah, please jangan terburu-buru memutuskan having sex, kalau sampai kebobolan dan punya anak, duh SULITTTT. Bayi memang lucu, tapi kalau bersama si bayi beberapa menit atau maksimal 8 jam aja, kalau berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan, bertahun-tahun ngga selucu itu kok. Ada usaha, tenaga, kerja keras, ego, kedewasaan yang dipertaruhkan disana. Saya yang menginginkan kehamilan ini saja saat lahiran masih terkena baby blues.

Yang belum paham mengenai baby blues bisa baca penjelasan dibawah ya, 

Baby Blues Syndrome disebut juga Postpartum Distress Syndrome yakni sebuah kondisi yg dialami wanita berupa munculnya perasaan gundah dan sedih berlebihan yang dialami ibu setelah melahirkan. Umumnya, kondisi ini memburuk di 3-4 hari paska melahirkan dan hanya terjadi pada 14 hari pertama paska melahirkan. Apabila gejalanya dialami lebih dari 14 hari dikhawatirkan akan mengarah pada kondisi Postpartum Depression.

Kenapa bisa sampai terkena Baby Blues? Karena saya perlu penyesuaian serba cepat terhadap si kecil dan saya merasa kelelahan. Setelah pulang dari rumah sakit saya di temani mama di rumah, setelahnya suami saya cuti beberapa hari, setelah itu semua saya hanya berdua dengan anak. Duh itu rasanya seperti bencana buat saya. Saya harus mandiin, bersih-bersih kotorannya (untuk saya ini ngga mudah, karena awalnya saya jijikan), menyusui, beberes rumah (padahal sudah banyak dibantu suami sebelum berangkat kerja), masak, belum lagi si Ken yang selalu minta gendong, ditambah lagi jaitan Caesar masih aduhai, mana saya tidak bisa menggendong menggunakan jarik maupun gendongan untuk newborn, jadi ya manual aja gitu dengan tangan, tangan keseleo udah banget.

Saat di dalam Rahim, si bayi merasakan hangat, makanya saat sudah lahir mereka lebih senang di dekap/gendong, karena disanalah mereka merasakan kehangatan, tambah lagi bayi ini sangat Addict dengan ASI dan indera terpeka mereka adalah penciuman, sehingga selain addict terhadap ASI mereka addict terhadap Ibu nya, karena ibunya “wangi” ASI. Jadilah si Ken saya gendong dia tidur pules, tapiii kalau saya pindahkan ke kasur, baru sebentar juga sudah terbangun dan nangis

Salah satu pemicu stress saya karena si Ken saat keluar RS Bilirubinnya tinggi, di angka 12, hal ini disebabkan dia sulit menyusui karena saya flat nipple dan pelekatan menyusuinya belum sesuai. ASI saya pun tidak banyak, hanya cukup untuk kebutuhan harian dia, sedangkan saya harus stok ASI saat bekerja kelak, deuh rasanya kala itu pedih banget, kok ya gini banget jadi ibu. Belum lagi omongan dari sekeliling, mesti A mesti B, ngga boleh A ngga boleh B. Mungkin ada yang berfikir, ah gitu aja Baby Blues, ah gitu aja ngeluh, ah gitu aja A, B, C, … Z. Iya kalau saya baby blues kenapa, kalau saya ngeluh kenapa? Yang komentar seperti itu biasanya hanya bisa judge dan memperparah baby blues, mereka tidak bisa menolong, jadi kalau ada yang seperti itu mending dijauhin aja dulu, demi menjaga keWARASan.

Udahalah sembuh dari Baby Blues, eh muncul lagi omongan dari orang sekitar, yang lebih bikin JLEB kalau yang ngomong orang terdekat. Pasti ada deh Mams yang pernah dengar hal ini,
“Ih Payudaranya kecil, ASI nya dikit deh pasti”
“Kok anaknya kurus?”
“Anak saya sudah bisa A, kok anak kamu belum sih?”

Selalu ada judgement dari orang lain, yang anaknya kurus dibilang kurus banget, yang anaknya gendut dibilang kegendutan. Orang lain akan selalu mencari celah kita, mau ibunya seperfect apapun, jadi cara menanggulanginya ABAIKAN, HEMPASKAN. Selama berat badan anak masih normal sesuai kurva, abaikan. Selama ASI masih keluar, hempaskan. Selama tumbuh kembang anak sesuai dengan Tes Denver, abaikan.

Saat ini saya sudah mengabaikan omongan orang lain, tetapi diawal menjadi ibu, TENTU DIPIKIRKAN. Saat mendengar judgement dari orang lain, apalagi orang terdekat beneran membuat stress dan emosi, tapi dengan bertambahnya teman, waktu penyesuaian, dan ilmu yang saya pelajari, saya belajar tidak memikirkan omongan orang lain. Bagi saya, memiliki teman yang bisa diajak berbagi cerita apalagi ada yang merasakan hal yang sama lalu mereka berbagi cara menanggulanginya, bagi saya hal tersebut merupakan the best healing, untuk itu saya mulai masuk ke berbagai komunitas anak, datang ke berbagai acara parenting, demi membuat keWARASan diri.

Lalu gimana kalau yang bicara dari orang terdekat, terutama orang tua atau mertua sendiri? Cara terampuh diajak konsultasi bareng ke DSA atau kalau mau lebih ekstrim ajak ke terapis tumbuh kembang anak, dengan hal ini biasanya beliau-beliau lebih menerima. Kalau anak/mantu nya yang berbicara suka ngga dianggap, mungkin beliau menganggapnya kita masih kecil jadi belum bisa ngurus anak atau mungkin beliau merasa benar dan mereka sudah membuktikannya saat membesarkan kita (anaknya). Namun, demi kebaikan anak sendiri, sebaiknya di educate baik-baik orang tua nya, karena zaman juga sudah semakin maju, sudah ada bukti penelitian yang lebih muktahir, mungkin dulu diperbolehkan tapi di jaman sekarang tidak diizinkan karena membahayakan si anak.

Jangan sedih mams, bukan saya atau mams aja yang notabenenya orang biasa kena judgement / mom shamming, mams artis pun kenyang dengan yang namanya mom shamming.
 
Dalam menyambut hari Ibu, Sleek Baby mengadakan event di Brood en Boter Kemang, dengan tema #BersamaMelindungi, Mam Lidwina Natalia (Brand Manager Sleek Baby), Mam Enno Lerian dan Mam Marissa Nasution sebagai narasumbernya. Acara ini bertujuan untuk sharing sesama ibu mengenai ketakutan, kekhawatiran dan judgement dari orang lain, atau yang biasa kita dengar dengan sebutan mom shamming.


Sleek
Sharing dari Mam Lidwina Natalia


Acara dimulai dari sharing Mam Lidwina Natalia yang menjelaskan terkait Campaign Sleek Baby #BersamaMelindungi, semua produk Sleek Baby di design untuk melindungi si kecil dan mencegah kekhawatiran mams semua.
Beberapa produk Sleek Baby yang dijelaskan oleh Mam Lidwina :
1.     Sleek Baby Pembersih Botol dengan 8 Proteksi.
2.     Sleek Baby Laundry Travel Wash.
3.     Sleek Baby Telon Oil.
4.     Sleek Baby Antibacterial Diaper Cream.
5.     Sleek Baby Antibacterial 2 in 1 Hair & Body Liquid Soap.

Kenapa Melindungi? Karena kandungannya super aman untuk si kecil, ditambah lagi sekarang Sleek Baby Pembersih Botol dengan 8 Proteksi, Improved Formula baru yang dilengkapi dengan 8 proteksi, yaitu :
1.     Food Grade
Semua bahan yang digunakan merupakan bahan yang telah tersertifikasi setara dengan makanan sehingga aman jika tertelan.
2.     Natural Anti Bacterial
Bahan alami yang mampu membasmi kotoran dan kuman secara maksimal pada perlengkapan Si Kecil. 
3.     Stain Removal
Mampu membersihkan noda yang menempel, sisa lemak susu dan bau yang tidak sedap pada peralatan makan Si Kecil secara keseluruhan.
4.     Hypoallergenic
Bahan yang digunakan merupakan bahan yang tidak memicu terjadinya iritasi pada kulit. Penting banget untuk saya, karena kalau terkena sabun cuci piring biasa, tangan saya menjadi terkelupas, dengan adanya kandungan Hypoallergenic tangan saya tetap mulus.
5.     Dermatologically Tested
Sabun pencuci botol yang sudah teruji klinis.
6.     Microbiological Tested
Produk sudah teruji efektif dalam membunuh mikro-organisme yang berbahaya.
7.     High Quality Concentrate
Hanya perlu sedikit saja, botol susu sudah bersih dan terlindungi dari kuman.
8.     Paraben Free
Sabun pencuci botol, peralatan makan dan mainan Si kecil yang tidak mengandung paraben dan bahan pengawet lainnya sehingga aman untuk Si Kecil.

Sleek
Sharing dari Mam Enno dan Mam Marissa

Selanjutnya Mam Enno Lerian sharing mengenai makna #BersamaMelindungi, bahwa membesarkan anak tidak bisa sendirian, perlu bantuan orang lain, terutama suami, karena suami lah inner circle terdekat si anak.


Berikutnya sharing dari Mam Marissa mengenai makna #BersamaMelindungi, seorang Ibu butuh istirahat, sehingga tidak ada salahnya kok untuk minta bantuan orang lain. Mam Marissa juga sharing mengalami pengalaman mereka saat terkena mom shamming. Mam Marissa yakin hampir 95% ibu yang bermain di social media pasti pernah merasakan mom shamming, baik dari tubuh fisik si anaknnya sampai tubuh fisik ibunya. Mam Marissa mengingatkan, yang melakukan mom shamming adalah seorang bullying, sehingga para bullying ini perlu diedukasi agar nantinya mereka stop dan tidak berkelanjutan untuk melakukan bullying kepada Ibu-Ibu lain.

Sleek
Notes Negatif Hempaslah

Setelah sharing dari 3 Mams narasumber, para mams attendance diminta menuliskan judgement dari orang lain atau hal-hal yang menyedihkan yang dialami saat menjadi Ibu. Selanjutnya notes yang dituliskan ditempel diterbangkan, tujuannya agar hal-hal negatif yang dialami terbang bersama balon tersebut.

Jadiii, bagi Mams diluar sana yang saat ini sedang merasakan ketakutan, kekhawatiran, judgement, bahkan Baby Blues, SEMANGAT !!! Kalian bisa menjalaninya, jika perlu menarik diri dari lingkungan, LAKUKANLAH!!! Jika butuh pertolongan orang lain, DATANGLAH ke tempat yang tepat dan untuk Mams lain yang sedang tidak merasakan segala kegundah gulanaan mari kita tebarkan Positive Vibes. Mari putuskan rantai mom shamming mulai dari diri sendiri 💗.