Ketika ditinggal oleh orang yang dicintai ?



Hari ini (12 Agustus) diskusi saya dengan Messa via WA cukup berat plus bikin baper, mengenai apa yang harus dilakukan ketika ditinggalkan oleh pasangan hidup selamanya (Meninggal), kok tiba-tiba bahas hal yang nyeremin banget?
Hal ini berawal dari cerita Messa, teman kantornya meninggal saat melahirkan anak ketiga dengan usia yang cukup muda. Sesampainya di rumah sakit, Messa melihat suami dan anak almarhumah sedang menangis dan terlihat sangan terpukul, semoga almarhumah Khusnul Khotimah dan keluarga yang ditinggalkan tabah, Aamiin YRA. Lalu Messa bilang, sepertinya harus dibicarakan dengan pasangan mengenai kematian ini. Sontak saya langsung membalas, sudah Mes, gue sudah pernah bahas hal ini dengan suami. Apa yang harus dilakukan jika salah satu dari kami harus menghadap terlebih dahulu kehadapan-Nya, tentu tidak ada yang ingin ditinggalkan oleh pasangan, terlebih masih memiliki tanggung jawab anak, karena tidak mudah pastinya membesarkan anak seorang diri, tapi yang perlu diingat, tidak pernah ada yang tau sampai kapan kita diberi umur oleh-Nya, sehingga perlu ada persiapan saat masih ada umur, apa yang harus dilakukan.

Tentu hal kayak gini kalau diomongin terdengar mudah ya, padahal mah prakteknya, pasti bakal tersayat-sayat. Putus jaman cinta monyet aja saya galau to the max, gimana pasangan yang udah bertahun-tahun tinggal bareng, membangun rumah tangga bersama, ngerasain manis dan pahitnya bersama, serta membesarkan anak bersama, pasti ngga akan mudah. Saat bahas sama suami aja saya mewek, iya saya anaknya emang baperan. Sebelum menulis ini, saya sempat menanyakan ke teman-teman instagram saya, saya ingin tau juga sih gimana dengan pasangan lain. Pertanyaan saya saat itu Sudahkah membahas mengenai kematian dengan suami/istri? Tentang apa?
Jawaban beberapa teman dan hal yang saya dan suami pernah bahas, akan saya share ya disini.

Menikah kembali
Saat ditinggal pasangan, tentu sah saja kan bagi yang masih hidup untuk menikah kembali, akan tetapi untuk perempuan bagi agama yang saya anut, saat di akhirat kelak tidak akan bertemu kembali dengan istrinya jika istrinya telah menikah lagi. Selain hal itu, sebenarnya fokus utama jika ditinggalkan pasangan jika telah memiliki anak sih, karena anak akan memilki orang tua sambung. Jadi perlu dibicarakan kriteria pasangan (selanjutnya) seperti apa yang tepat untuk menjadi orang tua sambung si anak. Banyak kan diluaran sana, sayang sama ibu atau bapaknya, belum tentu dia sayang dengan anaknya huhu. Jangan sampai anak kita tidak terurus dan tidak bahagia ketika orang tua nya memilih menikah kembali dengan pasangan yang tidak tepat.


Pengasuhan Anak
Bagi yang menikah dan sudah ditipkan amanah anak, penting sekali untuk membahas ini, untuk saya dan suami, masa depan anak itu prioritas utama. Sehingga diperlukan komunikasi sejak sekarang, siapa yang akan mengasuh anak kami kelak, sampai rutinitas seperti apa yang akan dilakukan saat orang tua nya kerja apakah akan tetap seperti sekarang atau berbeda. Lalu si anak akan tinggal dimana, apakah akan tetap bersama salah satu orang tuanya, atau dititipkan ke keluarga terdekat.

Move On
Tentu tidak akan yang mudah ditinggalkan oleh pasangan. Jangankan pasangan yang masih muda, yang sudah tua pun saat ditinggalkan oleh pasangannya akan kehilangan. Seperti mami mertua saya contohnya, daddy mertua baru saja meninggalkan kami di bulan Juni kemarin. Saat kami sedang main ke rumah beliau, sering sekali beliau melontarkan begini "Kangen juga ya berantem kecil sama daddy" kalau mami ngomong gitu, saya masih suka berkaca-kaca dan suka kepikiran sendiri, apa yang akan terjadi oleh saya jika tiba-tiba saya ditinggalkan selamanya sama suami. Mami yang ditinggalkan dengan anak-anak yang sudah dewasa dan ekonomi yang cukup saja sungguh terpukul, apalagi pasangan muda yang ditinggalkan masih memiliki tanggung jawab anak, pasti akan lebih berat. Untuk itu perlu dibicarakan juga hal apa yang akan dilakukan untuk move on. Kalau jawaban suami saya, dia perlu pindah tempat tinggal, karena rumah kami tentu banyak cerita kami, suka maupun duka, sehingga akan sering terbayang jika masih tinggal di tempat yang sama. Kalau saya, saya butuh menyendiri ntah berapa lama. Duh mewek, Semoga saya dan suami, serta yang baca tulisan saya ini ditakdirkan oleh-Nya bersama pasangan hingga kakek nenek kelak, aamiin.

Sumber Penghasilan
Tentu akan berbeda total penghasilannya jika salah satu pasangan meninggal. Terutama bagi ibu rumah tangga, jika suaminya seorang pegawai maka sumber penghasilan akan hilang. Bagi yang sama-sama bekerja pun akan ada jumlah penghasilan berbeda, ya karena salah satu sumber hilang. Perlu banget dibicarakan apa yang harus dilakukan ketika sumber penghasilan berkurang. Mungkin akan berbeda ya, jika istrinya ibu rumah tangga dan istrinya meninggal duluan, tentu tidak ada perbedaan dalam jumlah penghasilan suaminya.

Hutang dan Aset
Bersyukurlah yang tidak memiliki hutang, lalu gimana dengan yang memiliki hutang? Tentu mesti dibicarakan dengan pasangan, kalau pinjamannya untuk KPR biasanya ada asuransi jiwa, jika pinjaman atas nama yang meninggal maka akan lunas hutangnya, kalau kasusnya seperti ini aman. Lalu gimana kalau pinjaman atas nama pasangan yang hidup, sehingga cicilan akan terus berjalan, akankah ada kesulitan dalam pembayaran. Jika ada kesulitan dalam pembayaran, aset apa yang diperbolehkan dijual terlebih dahulu. Serta mesti jujur ke pasangan, aset pribadi apa yang dimiliki.

Asuransi Jiwa
Perlu menginfokan ke pasangan sih kalau menurut saya, terdaftar di asuransi jiwa atau tidak. Jika iya jelaskan polisnya. Peraturan asuransinya seperti apa, uang pertanggungannya, dll.


Pin/Password
Bagi pasangan yang menjunjung tinggi privacy, biasanya pasangannya tidak tau pin atm nya. Perlu loh di share, agar pasangannya kelak tidak kesulitan. Atau jika tidak ingin diberitaukan sekarang, bisa punya "kotak" privacy kali ya, tuliskan pin atm dan username disana. Lalu infokan ke pasangan, jika saya sudah tidak ada, silahkan buka kotak ini. Kuno ya 😅

Ingin dimakamkan dimana
Kenapa sih hal ini penting untuk kami? Karena kami sebisa mungkin ingin memberikan yang terbaik untuk pasangan, seperti persembahan terakhir untuk jasadnya gitu loh. Siapa tau kan ada tempat yang diinginkan untuk peristirahatan terakhirnya.

Kalau ada yang ngeh, saya menuliskan tanggal awal bicara dengan sahabat saya sudah cukup lama, sebenarnya saat itu saya sudah menuliskan setengah dari tulisan ini, kenapa baru saya selesaikan sekarang? Karena saya orangnya baperan, setiap mau melanjutkan saya sudah berkaca-kaca, sehingga urung melanjutkan. Tetapi akhirnya dilanjutkan juga, karena setiap buka blog liat masih ada yang di draft, gemes juga, udah setengah tulisan, sayang kan kalau ngga di share.

Sekian tulisan saya kali ini, untuk menyelesaikannya penuh drama, bentar-bentar berkaca-kaca huhu. Kalau kalian ada yang pernah sharing juga dengan pasangan, boleh loh sharing disini apa saja yang dibicarakan ketika ditinggal pasangan.



1 atau 2?

Kira-kira apa ayo yang bakalan saya bahas?
Tenangggg, ini bukan ngomongin politik, aku tidak suka membahas hal itu, lagian juga sudah lewat kan, yok yang masih suka panas, berdamai. Jadi mau ngomongin apaan sih Ran?

Mari kita mulai.
Kalian sebelum nikah ada ngga sih pembicaraan ingin punya anak berapa? Kalau aku dan suami dibicarakan, sebelum menikah kami sepakat 2. Setelah menikah dan seiring berjalannya waktu, aku jadi berubah pendapat, mau nya punya anak 1 aja, titik!!!
Alasan awalnya karena aku masih trauma dan saat melahirkan sempat mengalami baby blues, sudah saya bahas disini : Baby Blues.
Tapiii, semakin hari saya makin sadar akan realita hidup hahaha. Ya gimana ngga, dari hamil aja butuh biaya kan untuk kontrol. Padahal saya udah di cover sama perusahaan tempat suami bekerja, tapi tetap saja limitnya ngga cukup untuk kontrol dalam satu periode kehamilan. Belum lagi saat melahirkan. Kalau ada yang menyarankan pakai bpjs aja, gratis kok. Duhhhh, gimana ya, selagi mampu tanpa bpjs saya akan gunakan yang lain.
Lalu apa yang membuat saya berubah haluan dalam jumlah anak?
Banyak hal, tapi setelah dipikir-pikir UUD (ujung ujungnya duit), hahaha. Matre lu ran, biarin dikata matre, ke alfa aja ngga beli apa-apa tetep mesti punya duit 2 rebu buat bayar parkiran. 
Uang memang bukan segalanya, tapi dengan memiliki uang segalanya bisa terasa lebih mudah.
Contoh gampangnya, Kalau sakit yang kondisinya mesti rawat inap, punya uang bisa langsung ke RS yang dituju, dilayani dan langsung dapat kamar. Gimana kondisinya jika harus pakai B*JS, mesti ke faskes 1 dulu minta rujukan, selanjutnya ke RS yang telah ditunjuk faskes 1. Mesti antri buat masuk ruangan rawat inap dan karena pasien yang banyak banget, nunggu masuk kamarnya bisa berjam-jam, bahkan bisa seharian, yaudah pasien terlantar aja gitu di IGD. Beda banget kan kondisinya.
Balik ke topik ya, nah ini hal-hal yang membuat saya berubah jadi ingin 1 anak :
  1. Trauma Hamil (9 bulan bokkk eke mabok. Belum lagi tambahan 2 kali opname)  
  2. Trauma Pasca Melahirkan / Baby Blues 
  3.  Kondisi keuangan keluarga

Untuk poin 1 kapan-kapan saya tulis deh dan poin 2 sudah saya ceritakan disini Baby Blues, yang ingin saya bahas berikutnya poin 3. Tenangggg, alhamdulillah suami bertanggung jawab, hidup kami bertiga baik-baik saja kok, tidak kekurangan makanan, ada rumah tempat kami istirahat dengan nyaman, ada kendaraan untuk kami bepergian. Loh kok masih aja ngomongin kondisi keuangan? Iyaaa, karena hidup ke depannya bukan 3 hal itu saja.

Hal simple aja deh, saat ini kan saya bekerja, Ken di rumah sama ART, mana ada kan jaman sekarang ART yang mau pegang anak dua plus kerjaan rumah, kalau mau punya anak lagi paling ngga harus ada dua ART. Bayar 1 ART aja saya lelah, apalagi 2. Terus ada netizen yang nyaut, yaudah sik resign aja, kan ngga butuh ART lagi kalau ibu nya sudah di rumah. Duh kalau saya resign, saya akan tetap minta ada ART yang bantu-bantu di rumah. Yaelah manja banget, Ran. Biarin manja daripada gue stress terus jadi marah-marah ke anak, terus anak gue jadi ikutan depresi. Happy Mom, Happy Kids is True guys.

Lalu kamar di rumah kami saat ini hanya 2, ukurannya pun mini, yang 1 kami (Saya, Suami dan Ken) gunakan dan yang satunya lagi kamar si mbak. Lah kalau nambah anak 1 lagi dengan kamar super mini, sedih amat mepet-mepetan. Belum lagi kamar si mbak, kalau mbaknya jadi 2, ngga mungkin banget kamar sekecil itu untuk 2 orang, kasian.

Alasan selanjutnya mengenai pendidikan Ken, duhhh kalau inget biaya pendidikan pingin balik badan aja rasanya, bayangkan oh bayangkan, dengan inflasi setiap tahunnya 10%, uang pangkal SD Ken di sekolah ya saya inginkan butuh 60 Jutak dan uang bulanan sekitar 3 jutak, duit semua itu loh ngga boleh campur daun. Itu baru SD loh ya, belum SMP, SMA, Kuliah. Pusing pala mamak kalau anaknya lebih dari 1 dengan biaya segitu banyak. Kembali dengan nyinyiran netijen, yaelah gegayaan banget sih nyekolahin anaknya segitu mahalnya, negeri aja keleus yang gratisan. Mohon maap nih netijen, kalau anak kamu mau di sekolah negeri silahkan, anak ku mau di swasta aja. Karena saya menginginkan yang fasilitasnya lengkap dan pendekatan kurikulum yang membuat anak tidak terbebani. Kalau ada yang nemu sekolah dengan fasilitas lengkap, dalam satu kelas muridnya sedikit, tidak terbebani oleh PR tapi bayarannya murah daerah bintaro ciputat colek mamak Ken ya, ntar saya tinjau sapa tau Ken bisa disana.

Dari 3 alasan diatas, UUD kan. Suka ada aja yang bilang, kan tiap anak punya rezekinya masing-masing. Ya gpp sih kalian mau berpendapat begitu, saya sih ngga ya. Saya mau nya prepared dulu baru deh kita putuskan, kasian kan anaknya kalau harus diturunkan standar karena ortu nya ngga siap ada anggota baru yang harus dibiayai lagi. Ntar kalau ada yang nanya lagi "Kapan Kenzie punya adek?" Bakal saya kasih link tulisan ini.

Mungkin ada yang bertanya, gimana dengan suami? Kan dia maunya punya anak 2. Tentu ada dong  win win solutionnya, Kalau mau nambah anak, minimal jabatan kamu harus XXX di perusahaan sekarang atau kalau pindah ke perusahaan lain, gajinya minimal segitu. Baru deh yuk kita ke obgyn lepas IUD. Tapi yang perlu diingat, seberapa usaha kita mengingkan anak atau mencegah memiliki anak, ada yang lebih BerKuasa atas keinginan kita. 
Kembali lagi,  
Manusia hanya berencana, Tuhan lah yang menentukan 💓

Memasak jadi mudah dan senang

Sehat Itu Mahal, Saya sepakat banget dengan quotes diatas. Kebayang berapa biaya yang harus dikeluarkan saat sedang diuji oleh-Nya dengan sakit, seperti waktu suami dirawat karena typus total biaya yang harus dibayarkan ke rumah sakit sekitar 10jt, untungnya suami memiliki asuransi sehingga kami hanya membayar kekurangannya saja sekitar sejuta. Duh padahal cuma sakit typus ya, gimana penyakit yang "serem", beneran deh Sehat Itu Mahal.
Namanya manusia ya, kalau ngga kesandung ya ngga bakal sadar, udah kesandung aja kadang masih ngga sadar 😌

Sejak suami kena typus, dia mulai sering membawa bekal lagi ke kantor dan mengurangi jajan sembarangan, agar makanan yang dikonsumsi lebih higienis. Suami saya ini ngga bisa makan ikan apapun serta tidak makan seafood, setelah makan ikan bakalan gatel dan bentol badannya, meskipun itu ikan air tawar, ini terjadi sejak dia kecil. Sehingga lauk yang bisa dikonsumsi sama dia terbatas, kalau ngga telor, ayam, daging merah atau jeroan. Untuk ayam pun hanya suka di goreng, ayam bakar pun kurang suka, minim banget deh menunya, paling yang bisa masuk semua olahan kalau menunya daging merah. Enaknya untuk saya sih jadinya menu olahan itu-itu aja bakal di makan, paham banget yak istrinya cuma bisa masakan minimalis hahaha. Ternyata dengan pola makan yang seperti itu plus tidak diimbangi dengan olah raga, efeknya tidak baik bagi tubuh, baik untuk saya maupun suami, sehingga saat suami checkup dua minggu lalu hasilnya "kebakaran", darah tinggi iya, kolesterol iya, gula darah naik iya, walaupun kata dokter ini baru "lampu kuning", tapi tetap panik lah kita, umur masih muda, anak masih kecil, udah ada warning aja dari tubuhnya. Sehingga kita sepakat untuk mengganti pola makan. Pertama mulai merubah menu makanan, suami saya stop daging merah dan jeroan, serta mulai mau mencoba lagi makan ikan. Buat saya ini langkah yang bagus, karena dulu tuh suami ngga mau makan ikan sama sekali. Menunya sih udah oke, tapi tetap di goreng, sedangkan goreng-gorengan itu jahat banget, mau makan yang rebus-rebusan dia belum sanggup. Sehingga kepikiran lah kita untuk mengganti penggorengan yang kita punya, agar penggunaan minyak bisa minimalis.

Gayung bersambut, saya diundang ke acara Tasty and Simple Cooking with Neoflam. Loh apa hubungannya, Ran antara penggorengan dengan acara itu? Pasti yang nanya jarang ke alfamart deh, karena sebelum diundang ke acara, saya sudah sering liat produk Neoflam di alfamart, mau beli masih maju mundur, untuk saya lumayan pricey apalagi belum tau manfaatnya, karena saya mikirnya bakalan sama aja seperti teflon-teflon saya yang lain di rumah. Salah satu sifat buruk saya nih, suka judge padahal belum cari tau infonya. Siapa ayo yang kayak saya, loh kok malah cari temen ya saya 😅

Di acara itu tentunya dijelaskan secara detail dong apa itu neoflam. Penjelasan mengenai Neoflam disampaikan oleh Ibu Deny Dwi Retnawati sebagai CRM Manager Alfamart,
Neoflam merupakan produk dari Korea Selatan, yang terbuat dari alumunium cast dan dirancang dengan Ecolon Coating. Ecolon Coating merupakan lapisan keramik dengan level professional yang menggunakan mineral alami dari alam yang tahan lama dan diperuntukan untuk kesehatan konsumen dan lingkungan. Dengan lapisan keramiknya, Neoflam Coating Ecolon pun memiliki daya tahan yang baik dan anti gores, ecolon adalah sumber terbaik untuk permukaan memasak anti lengket tanpa PTFE dan efek sampingnya yang berpotensi berbahaya. Terjadi loh dengan teflon di rumah saya, lapisannya lama-lama mengelupas, duh itu gimana ya kalau bercampur dengan makanan saat proses masaknya, seperti sia-sia kan sudah menjaga kehigienisan makanan, eh ternyata saat proses masaknya ada hal berbahaya yang tercampur ke masakan, untungnya saya ngga pakai teflon itu saat memasak MPASI Kenzie.
 
Ecolon Coating
Ecolon Coating

Tidak hanya manfaat dari segi memasak dan kesehatan, tetapi secara manfaat pun Neoflam Coating Ecolon multifungsi, karena produknya 3 in 1, kita bisa memasak, menyajikan dan menyimpan dengan 1 produk.

Keunggulan neoflam,
  1. 3 in 1 Produk.
  2. Ringan.
  3. Designnya cantik. Membuat kitchen set di rumah tambah cucok dengan perabotan yang ada.
  4. Penghantar panasnya baik, sehingga waktu memasak lebih efisien dan hemat, karena pemakaian gas berkurang. 
  5. Mudah dibersihkan. Saat Chef Deny demo masak, enak banget liatnya tinggal lap pakai tisu, minyak nya hempas dong.
  6. Berkesempatan terbang gratis ke Korea, yang di sponsori oleh Neoflam.
Bingung ya bingung kenapa bisa jadi 3 in 1 produk? Iya karena dengan 1 penggorengan/panci kita bisa memasak, menyajikan dan menyimpan. Liat foto dibawah ya biar kebayang.
 
Neoflam Cookware


Penggorengan Neoflam with Handle
 
Handle yang bisa di pasang dan lepas

 Kebayang kan sekarang dengan yang saya maksud? Kalau ingin memasak, langsung deh pasang handlenya, apabila ingin menyimpan tinggal lepas handlenya, sehingga tidak makan tempat dan handlenya kokoh banget, jadi anti oglek-oglek. Praktis, bisa langsung menyajikan makanan dengan panci atau penggorengannya, terlihat cantik pula karena warna cookware yang disajikan neoflam cantik banget dan yang terpenting ngga banyak-banyakin cucian piring, dulu sebelum ada ART saya sebel banget kalau liat cucian piring numpuk, apalagi kalau habis masak, karena peralatan masak kan besar-besar ya, jadi tempat cucian piring saya penuh, kalau udah penuh saya jadi suka emosi, karena cucian piring tuh rasanya ngga kelar-kelar, ada lagi ada lagi, mengurangi kewarasan saya.


Terdapat 2 produk Neoflam Cookware dengan 3 varian ukuran, Panci 20cm, Panci 24cm dan Penggorengan 28cm. Oh ya, kalau beli mending pakai member alfamart, karena perbedaan harga untuk member dan non member lumayan, bisa beda sampe 100rb. Biasanya kan di alfamart harus kumpulin stiker untuk tukar produk murah, ini ngga perlu ya, simple tinggal tunjukkan kartu member aja. Untuk harga member, Neoflam Cookware di bundling mulai dari IDR 99.000 - 249.000, premium panci dan premium penggorengan segitu sih tidak pricey ya, salah banget memang asumsi awal saya, makanya jangan berasumsi terus sih ran.


Selain bincang-bincang cantik dengan bu Deny Dwi Retnawati tentang Neoflam Cookware, ada demo masak juga dari chef Deny Gumilang menggunakan alat masak dari Neoflam Cookware, kalau liat chef masak, rasanya saya pingin masak, keliatannya mudah banget cemplung sana cemplung sini, lah kalau saya yang masak, sok-sokan cemplung sana sini tapi rasanya amburadul, menyedihkan but it's true. 
Chef Deny masak bulgogi dan ramyeon, saat demo duh wanginya itu masakan. 

Demo masak Chef Deny bersama salah satu peserta
 
Bulgogi
Bulgogi ala Chef Deny

Ramyeon
Ramyeon ala Chef Denny
Wadah Penyajian Ramyeon dan Bulgogi menggunakan Ocuisine, simple minimalis dan cantik ya. Terlihat juga kan, bahannya tebal, sehingga aman dimasukkan ke microwave atau oven, bisa bikin makaroni schotel kesukaan si Ken deh disini. Saat acara berlangsung, panitia membagikan si Ocuisine sebagai hadiah kuis, sayangnya saya tidak ditunjuk oleh MC jadi tidak bisa membawa pulang si cantik Ocuisine deh. Ocuisine ini bisa dijumpai di alfamart juga, tinggal tunjukkan kartu member, otomatis harganya lebih murah. Ini berlaku untuk store alfamart manapun di seluruh Indonesia. Kalau neoflam mendapatkan kesempatan ke korea, si Ocuisine dapat kesempatan terbang ke paris, impian aku banget sedari kecil. Setelah ini aku mau ke store alfamart ah, mau beli Ocuisine dan Neoflam, agar dapat kesempatan terbang gratis ke Korea maupun Paris.