Bersabarlah :)

Sabarlah.
Tidak mungkin orang yang disakiti hatinya tidak dihadiahi kebaikan, dan yang melukainya tidak dirugikan.
Mario Teguh 

Tiba-tiba muncul quote ini di salah satu timeline social media gue. Langsung inget kamu deh. Indeed banget lah quote ini.
Bang Rizki, Insya Allah, kamu hadiah yang dikasih Allah untuk ku. *kalau suatu saat kamu baca jangan besar kepala B-)


A Short Story About My Journey Looking for a Wedding Venue (still seek)

Dilema banget deh ya mau nikah, dilemanya bukan karena hubungan antara gue dan cami tapi lebih karena pengurusan. Setiap weekend selalu full dengan jadwal untuk persiapan merit.
Aghhhh, tapi tempat pernikahan itu yang bikin dilema banget. Ya maklum lah, ini capengnya kebanyakan galau dan menimbang sih jadinya stress sendiri. Plan pernikahan kami sudah direncanakan dari awal tahun, udah sempet nyari-nyari gedung, tapi karena satu dan lain hal kami memutuskan untuk pindah ke rumah. Udah lah ya, kita santai ngga perlu cari gedung sana sini, karena yang paling bikin pusing ya nyari gedung itu. Eh tapi setelah beberapa bulan dan beberapa hari lagi akan lamaran, ada kendala yang mengharuskan kita harus cari gedung. Okeeeehhhhhhh pencarian dimulai. Ini capeng terutama si cewek yang berarti gue, banyak banget maunya. Maunya gedungnya mewah, interiornya oke tapi harganya murah, kan kan kan capengnya kere tapi maunya banyak bener. Sampailah kita menemukan suatu gedung di daerah kalibata, sumpah itu sesuai banget dengan keinginan si capeng. Gedungnya elit, interiornya dengan ukiran-ukiran yang old tapi bikin menawan, lampu yg mewah, luasnya sesuai dengan jumlah undangan kita, penjagaan gedung yg super ketat plussss parkiran yang luas, luar biasa bahagianya pada saat check gedung itu. Tapi karena itu gedung milik pemerintah dan peraturan sekarang hanya boleh untuk orang dalam, mulailah kakak sepupu mencari info mengenai gedung itu. Dan akhirnya gedung itu dibooked, surat-suratnya saya urus. Pada saat pengurusan gedung berdarah-darah juga nih. Untuk gue yang sangat tidak sabar, harus banget nunggu staf kantor itu selama 3 jam 30 menit di stasiun pula, sendirian. OMG, gimana deh tuh rasanya, mana disenyum-senyumin sama tukang ojek. Aghh, tapi mengingat interior gedungnya jadi calm down sendiri. Pada saat ngurus surat pun luar biasa deh ya, lempar sana lempar sini, ya namanya birokrasi pemerintah, ngga heran lah gue. Tapi ya namanya demiiii ye kan.
Counting day, terus berharap dan berdoa agar bisa di accept surat gue oleh sekjennya.
Jreng-jreng, muncullah telp dari nomor yang tidak saya kenal, ternyata telp diseberang sana adalah ibu yang mengurusi mengenai gedung yg akan saya pinjam. Berikut percakapan kami

Ibu di telp : mba, ibu dewan yang mba pakai namanya apakah periode selanjutnya akan duduk kembali sebagai anggota dewan,? 
Gue : wah saya kurang tau info ini ibu, nanti saya tanyakan ya (jleb, padahal gue tau jawabannya ngga. tapi gue mencoba memperpanjang percakapan, kalau-kalau gue jawab iya bisa-bisa langsung di putus telp gue)
Gue : Tapi kalau saya majukan pada saat ibu masih sebagai anggota dewan, apakah saya bisa menggunakannya? 
Ibu di telp : Bisa mba.
Gue : Oke, ada secercah harapan, calmdown.
Ibu di telp : mba hubungannya apa ya dengan ibu dewan ini?
Gue :  i am her niece, mam.
Ibu di telp :  she directly said, sorry but you cannot using this building. We just allow a daughter or son of our members. 
Gue : (nangis darah)

Nyari gedung di jakarta ngga gampang, apalagi capeng maunya yg low budget dan waktu udah ngga lama lagi. Hhmmmm, saatnya mulai lagi deh mencari gedung *pasangikatkepala
Namanya mau nikah ye kan, pasti ada aja ujiannya, ini mungkin salah satu ujian dari Allah semoga berakhir bahagia, ntar kalau mulus-mulus doang ngga akan ada cerita *menghiburdiri

Enjoy the process Ran, then someday will be an interesting story for you, abang, and also our kids, CIAYO :)