Banyak orang yang memiliki keinginan ini dan itu. Ingin
membeli gadget keluaran terbaru,
ingin jalan-jalan ke luar negeri, ingin punya mobil baru dan lain sebagainya.
Ada yang mampu membelinya langsung dengan penghasilan atau tabungannya. Namun
ada banyak pula yang membelinya dengan cicilan berbunga rendah atau bahkan
tanpa bunga alias dengan berhutang. Perlukah melakukan itu?
Hutang
Jika mendengar kata-kata hutang ada yang merasa itu adalah
hal yang harus dihindari, adapula yang merasa itu adalah hal yang lumrah
dilakukan.
Dulu, orang tua kita mungkin sebisa mungkin menghindari
untuk berhutang jika mereka menginginkan sesuatu yang sifatnya bukanlah suatu
kebutuhan. Semisal, Jika belum memiliki motor, maka lebih baik bersabar
menabung dulu. Jika nanti uangnya sudah terkumpul, baru beli motor. Untuk
sementara bisa menggunakan sepeda atau angkutan umum jika bepergian jauh.
Zaman orang tua kita dulu, Berhutang cukup sulit dilakukan. Berhutang lebih
banyak dilakukan kepada teman,kerabat atau saudara. Jika ingin berhutang untuk
modal usaha atau membeli rumah baru lah dating ke lembaga keuangan seperti
koperasi atau bank.
Lalu bagaimana dengan sekarang?
Seiring dengan berkembangnya zaman, orangan menganggap bahwa
berhutang adalah ‘solusi’ bagi mereka yang
menginginkan sesuatu namun belum memiliki uang yang cukup. Saat ini banyak
lembaga-lembaga keuangan yang menawarkan pinjaman-pinjaman uang. Mulai dari
koperasi, bank, multifinance atau
yang sedang nge-trend saat ini yaitu Fintech. Mereka menawarkan pinjaman dengan
pembayaran dalam bentuk cicilan ditambah bunga untuk menarik para calon
peminjam uang.
Hutang saat ini justru menjadi ladang bisnis bagi sebagian
orang atau perusahaan. Bahkan pengajuannyapun bisa memalui online. Luar biasa mudah bukan? Jika dulu sulit sekali untuk
meminjam uang, sekarang justru banyak
yang memfasilitasi.
Namun, yang menjadi pertanyaan, perlukah kita berhutang?
Kita adalah orang yang tahu akan kebutuhan kita
masing-masing. Setiap orang memiliki kebutuhan yang tidak sama. Namun haruskah
kita berhutang untuk memenuhi kebutuhan tersebut?
Sebelum memutuskan apakah kita perlu berhutang atau tidak,
kita perlu tahu terlebih dahulu mana yang termasuk kebutuhan mana yang
keinginan.
Saat ini, banyak orang berhutang hanya sebatas memenuhi
keinginannya saja daripada untuk membiayai kebutuhannya. Bahkan banyak yang berhutang untuk sekedar
memenuhi gaya hidupnya. Membeli gadget baru hingga puluhan juta. Jalan-jalan ke
luar negeri agar dibilang tidak ketinggalan zaman dll. Alih-alih untuk memenuhi
kebutuhan yang terjadi malah sebaliknya. Dan setelah memenuhi keinginannya,
tidak jarang akhirnya justru terjebak ke dalam masalah lilitan hutang. Credit
card overlimt, pinjaman bank yang tertunggak dan berbagai masalah keuangan
lainnya. Mengerikan bukan?
Lalu muncullah pertanyaan, apakah kita tidak boleh melakukan
itu? Jawabannya tentu saja boleh. Namun, bukankah amat disayangkan jika kita
harus berhutang hanya untuk memenuhi keinginan yang nikmatnya hanya sesaat itu.
Berapa lama anda merasa puas memiliki sebuah ponsel baru yang anda beli dengan
harga puluhan juta? Sedangkan ponsel adalah barang yang nilainya terus
menyusut. Tidak ada value yang lebih dari sebuah gadget baru melainkan itu
hanya kepuasan di awal. Ini lah yang perlu di sadari. Amat disayangkan bukan
jika itu harus anda beli dengan beli dengan harus berhutang?
Berbeda halnya jika anda membeli sesuatu yang anda butuhkan.
Misalnya rumah. Dimana anda bisa tinggal di dalamnya sesuka anda. Nilainya pun
bisa menanjak naik. Karena rumah adalah salah satu instrument investasi yaitu
property yang nilainya bisa terus bertumbuh.
Hutang Produktif vs
Hutang Konsumtif
Selain membedakan antara kebutuhan dan keinginan, yang perlu
anda perhatikan adalah apakah anda berhutang untuk sesuatu yang produktif atau
hanya untuk hal-hal yang bersifat konsumtif.
Bagaimana hutang yang produktif itu? Hutang yang produktif
adalah ketika anda berhutang dengan tujuan untuk keuntungan pada anda.
Contohnya anda berhutang untuk membuka usaha. Walaupun ada resiko usaha anda
rugi, tapi tetap saja tujuan anda bertujuan untuk mencari untung atau profit.
Atau anda berinvestasi. Anda membeli saham di pasar modal, reksadana, obligasi,
property atau emas. Yang mana akan memberikan keuntungan pada anda pada jangka
waktu tertentu.
Sebaliknya apa itu hutang konsumtif? Kebalikan dari yang
produktif, hutang konsumtif adalah anda berhutang untuk hal-hal yang tidak
memberikan keuntungan atau nilai tambah pada anda. Hutang konsumtif ini
biasanya dilakukan orang-orang hanya untuk memenuhi gaya hidupnya ketimbang
mendapatkan manfaat sesuangguhnya. Contohnya anda membeli sebuah smartphone dengan harga puluhan juta. Anda
mungkin hanya membutuhkan beberapa fitur saja dari smartphone tersebut sehingga tidak perlu berhutang untuk
mendapatkannya. Anda bisa mempertimbangkan apa saja manfaat yang anda perlukan
dari barang tersebut. Sehingga anda akan berfikir perlukah berhutang untuk membelinya.
Lalu apakah tidak boleh kita berhutang?
Berhutang boleh saja. Namun anda perlu perhatikan apakah
anda berhutang untuk memenuhi kebutuhan atau hanya untuk memenuhi keinginan anda.
Perlu untuk mempertimbangkan semuanya sebelum anda memutuskan berhutang. Terutama
kemampuan anda membayar. Anda perlu pertimbangkan penghasilan anda untuk bisa menentukan kemampuan anda membayar hutang. Jika anda tidak punya penghasilan tetap, berhutang akan sangat beresiko bagi keuangan anda. Berhutang bisa memberikan solusi bagi keuangan anda. Namun, jika anda salah mengelolanya justru akan menjerumuskan anda ke
dalam masalah.
Jangan paksakan untuk memiliki sesuatu hanya karena dorongan emosional yang hanya memberikan kepuasan sementara saja. Karena ini bisa menjadi pangkal masalah keuangan anda. Pertimbangkanlah lagi dan lagi sebelum anda memutuskan untuk mengambil hutang. Pikikan juga faktor-faktor lain seperti bunga, denda, jaminannya. Karena biar bagaimanapun, hutang adalah hutang. Anda konsekuensi yang harus anda terima dengan anda berhutang.
Jangan paksakan untuk memiliki sesuatu hanya karena dorongan emosional yang hanya memberikan kepuasan sementara saja. Karena ini bisa menjadi pangkal masalah keuangan anda. Pertimbangkanlah lagi dan lagi sebelum anda memutuskan untuk mengambil hutang. Pikikan juga faktor-faktor lain seperti bunga, denda, jaminannya. Karena biar bagaimanapun, hutang adalah hutang. Anda konsekuensi yang harus anda terima dengan anda berhutang.
Tidak ada komentar
Posting Komentar
Silahkan Komen Disini